IM,AMBON-
Bisnis toko retail dengan pola waralaba “Indomaret” makin menggurita para pedagang asongan menjerit. Toko kelontong milik mereka sepi pembeli sebab warga lebih memilih berbelanja di toko-toko punya Indomaret.
Seharusnya walikota Ambon Richard Louhenapessy lebih konsern membangun sentra-sentra ekonomi lokal untuk mendorong munculnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi.
Namun Walikota mengambil kebijakan terbalik, bahkan kehadiran toko-toko ini kemungkinan akan melebihi kuota yang disepakati. Setidaknya 40 toko retail milik Indonaret telah tersebar di Kota Ambon
Ketua Indonesia.Investigasi Korupsi (IIK) Faisal Yahya Marasabessy mengingatkan Walikota untuk mengevaluasi kehadiran Indomaret yang saat ini merambah pelbagai sudut Kota Ambon.
Menurut Faisal, jika dari evaluasi kehadiran puluhan toko-toko retail atau eceran itu merugikam pedagang kecil, sebaiknya jumlah toko-toko ini dibatasi.
“Pembatasan itu solusinya, karena pelaku usaha kecil juga ingin eksis. Mereka bayar pajak loh, atau retribusi sebagai sumber PAD Kota Ambon,” kata Faisal.
Sebelumnya Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon Jaffry Taihuttu juga mewanti-wanti Disperindag Kota Ambon untuk membatasi pertumbuhan bisnis Indomaret.
Sebagai tindaklanjutnya Jaffry akan meminta pimpinan DPRD Kota Ambon untuk mengagendakan rapat guna membahas masalah ini.
Dia berharap DPRD secara kelembagaan mengeluarkan rekomendasi agar Pemerintah Kota Ambon menyikapi kehadiran waralaba ini yang terkesan tak terkendalikan.
“Kita berharap Indomaret ini hanya di pusat kota Ambon. Jangan sampai masuk ke desa-desa dan negeri. Bayangkan kalau toko retail ini masuk di Latuhalat juga apa usaha kecil di sana tidak mati?” ingat politisi PDIP ini.(pom)