IM, AMBON-Dugaan “tipu-tipu” dana gempa bumi oleh Pemda Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) mulai terbongkar. Janji dana tersebut segera dikucurkan ternyata belum, bantuan bersifat stimulan itu diduga mengendap di rekening bendahara BPBD Kabupaten SBB La Ucu.
Dugaan tipu-tipu atau akal-akalan La Ucu bahwa dana segera dikucurkan tapi belum itu, terbongkar setelah dia didesak untuk menjelaskan soal dana stimulan Rp 10 juta untuk rumah yang rusak ringan, Rp 25 juta rusak sedang dan Rp 50 juta untuk rusak berat.
Ditanya-tanya soal dana untuk perbaikan rumah-rumah warga tersebut, La Ucu akhirnya mengaku. “Baik pak untuk dana yang Rp 10 juta, Rp 25 juta dan Rp 50 juta itu belum tersalur betul,” kata La Ucu dikonfirmasi infomalukunews.com Senin (4/1/2021).
Tapi Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten SBB itu berdalih. Dia melimpahkan kesalahan pada Kabid II Setda SBB Merlin Mayaut yang belum menyampaikan data rumah warga yang rusak.
“Jadi tahapan itu teknisnya ada di ini, ibu Mayaut,” ujar La Ucu
Namun dia membenarkan, sebelum bantuan stimulan rumah warga itu dicairkan ada beberapa tahapan dan prosedur yang mesti dilakukan sesuai juknis.
La Ucu hanya kira-kira, dan belum tahu persis kendala yang dihadapi terkait data warga calon penerima dana stimulan tersebut. Apa karena KTP atau ada jumlah KK yang ganda untuk warga tertentu sebagai calon penerima dana.
Sementara itu, Kabid II Setda Kabupaten SBB Merlin Mayaut dihubungi menjelaskan, warga l yang rumahnya mengalami kerusakan selama ini hanyq menerima Dana Tunggu Hunian (DTH) dan dana Cash For Work (CFW) atau uang pembersihan rumah.
“Ibu skarang lagi sakit. Untuk basudara di Kabupaten SBB yang baru diterima itu uang CFW dan uang DTH. Trims,” terang Merlin Mayaut melalui pesan WhatsApp.
Merlin juga menjelaskan uang bantuan bagi warga itu ditransfer via rekening. “DSP langsung ke rek penerima bantuan, untuk CFW Rp 250 ribu sebanyak 1338 KK dan DTH Rp 3 juta untuk 266 KK khusus rumah rusak berat,” jelasnya.
Dikonfirmasi terkait nama ganda, dia menyatakan hal itu memang terjadi. Ada satu KK terdaftar atas nama suami, ada juga atas nama istri. Hal ini, ungkap Merlin, terbaca saat dilakukan verifikasi berkas.
“Ternyata nomor KK sama cuman nomor NIK aja yang beda. Trims,” ungkapnya.(pom).