IM, AMBON-Di tengah pandemi Covid-19 yang menghantam banyak sektor ekonomi masyarakat, daerah atau nasional, PT Kamboti Rempah Maluku (KRM) mampu berkontribusi dalam pemenuhan kebutuhan biji dan bunga pala (fulli) untuk pasar global.
Namun untuk mewujudkan hal ini, tidak semudah membalik telapak tangan. PT KRM harus memenuhi sejumlah syarat terkait mutu dan kualitas biji pala dan fuli itu sendiri.
Yaitu melalui pemeriksaan ketat yang dilakukan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Maluku. Dinas tersebut merupakann Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) Provinsi Maluku.
Dan pala jenis super PT KRM dinyatakan memenuhi persyaratan penerapan sanitasi higiene dalam standar produksi, dan pemenuhan uji mutu afla toxin dan kadar air di Laboratorim Angler, Surabya yang merupakan sebuah laboratorium independen.
“Pada hari ini, 10 September 2020, lewat pelabuhan internasional Surabaya PT KRM berhasil mengekspor biji pala dan fulli kering, sebanyak 1 kontainer kapasitas 20 FT, ke Eropa melalui pelabuhan internasional Rotterdam di Belanda,” jelas Komisaris Utama PT KRM Samson Attapary kepada infonalukunews.com.
Biji pala dan fuli yang diekspor pihaknya, ungkap Samson Attapary merupakan produk rempah berkualitas super di pasar internasional. Dibeli dari para petani pala di sejumlah wilayah kepulauan Maluku.
Dan kiprah PT KRM di bidang ekspor pala untuk kebutuhan pasar global ini merupakan yang kedua kali setelah ekspor perdana beberapa waktu lalu.
“Karena itu kami ingin menyampaikan terimakasih atas semua kerjasamanya, kepada para petani pala di Banda, pulau Ambon, Seram, Kesui, Gorom, Teor, Nusa Laut, Haruku dan Saparua,” katanya.
Berdasarkan catatan Kementerian luas lahan perkebunan pala di Indonesia mencapai 196. 983 hektare dengan produksi sebesar 32.805 ton dengan produktivitas rata-rata sebesar 441 kg per hektare per tahun pada 2017.
Komoditas pala asal Maluku diekspor ke tiga negera penerima. Belanda dan Dubai dan India. Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2019 lalu melepas ekspor pala organik asal Maluku dengan nilai ekspor mencapai Rp 24,75 miliar dan mengindikasikan potensi pasar pala global untuk Indonesia cukup terbuka luas.
Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyono mengatakan, kualitas pala Indonesia yang berasal dari Maluku sangat diminati dunia. Bahkan, pala yang merupakan salah satu komponen rempah-rempah Indonesia ini sudah terkenal kualitasnya jauh sebelum Indonesia berdiri.(pom)