MASOHI-
Sebagai satu-satunya penghasil devisa negara dan sumber pendapatan asli daerah dari sektor budidaya perikanan darat, maka ekspor udang ke Cina oleh PT Wahana Lestari Investama (WLI) diharapkan terus meningkat tahun depan.
Hal itu ditandaskan Presiden Direktur PT WLI Karel Albert Ralahalu, yang memproyeksikan perusahaan tambak udang di Seram Utara ini bakal mengembangkan sayap ekspor ke beberapa negara selain Cina.
“Tujuan eksport WLI saat ini masih ke Cina. Rencana kedepan akan dieksport ke Thailand Jepang, Amerika dan Eropah serta konsumen dalam negeri sendiri,” akui Karel Ralahalu kepada infomalukunews.com melalui whatsapp, Rabu (11/12).
Udang beku yang diekspor sebanyak 12 kontainer udang atau setara berat sebanyak 214 ton, dengan nilai ekspor USD 1,15 juta. Ekspor perdana tersebut dilakukan setelah PT WLI mengalami “zero production” alias tak berproduksi selama tiga tahun.
“Nanti pada akhir bulan Desember 2019 PT WLI akan ekspor lagi ke Cina, tahap dua sebanyak 15 kontainer,” ungkap Kadis Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Maluku Elvis Pattiselano kepada wartawan.
Sekedar tahu saja, PT WLI yang berkedudukan di Arara, Negeri Sawai, Kecamatan Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah, Selasa (10/12) lalu melakukan ekspor perdana udang beku ke Cina. Jenis udang yang diekspor adalah “Vename” yang merupakan primadona di pasar internasional.
Sebelumnya, jenis udang yang diproduksi dari areal pertambakan di Seram Utara ini adalah ‘black tiger’ untuk memenuhi pasar ekspor. Namun akhirnya digantikan dengan jenis Vename, sejak ditangani PT WLI milik taipan asal Malaysia, Burhanudin Urai, atau ‘Mister Bong’
PT WLI memilili tiga lokasi industri masing-masing di kawasan budidaya udang terpadu (unit hatchery) di Wahai, kawasan tambak udang intensif di Pasahari, dan kawasan industri udang di dusun Oping, masih Negeri Sawai.(pom)