IM, JAKARTA-Saat 2,4 juta penduduk bumi sedang bertaruh nyawa melawan pandemi Virus Corona atau COVID-19, ketegangan terjadi di Laut China Selatan.
Dikutip dari harianhaluan.com, dua kapal perang milik Angkatan Laut Amerika terdeteksi memasuki wilayah perairan itu. Reuters memberitakan, Selasa 21 April 2020, AS mengerahkan kapal penjelajah berpeluru kendali USS Bunker Hill (CG 52) dan kapal perusak berpeluru kendali USS Barry – DDG 52.
Kedua kapal itu kini sudah gentayangan di zona sengketa wilayah antara China dan Malaysia di Laut China Selatan.
Amerika mengklaim mengerahkan kapal-kapal perang untuk melakukan patroli agar tidak terjadi konfrontasi. sebab belum lama ini Kapal Haiyang Dizhi 8 milik China terpantau berlayar di sekitar perairan tersebut.
Kapal penelitan China itu melakukan survei di dekat kapal eksplorasi minyak milik Petronas. Amerika menilai hal itu sebagai intimidasi China terhadap Malaysia di zona konflik perairan.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan Cina mengambil keuntungan dari fokus kawasan itu pada pandemi virus corona untuk memaksa tetangganya.
“Melalui kehadiran operasional kami yang berkelanjutan di Laut Cina Selatan, kami bekerja untuk mempromosikan kebebasan navigasi dan penerbangan berlebih, dan prinsip-prinsip internasional yang mendukung keamanan dan kemakmuran bagi Indo-Pasifik. AS mendukung upaya sekutu dan mitra kami untuk menentukan kepentingan ekonomi mereka sendiri,”kata juru bicara Komando Indo-Pasifik AS, Nicole Schwegman.
Laksamana Muda Fred Kacher, komandan Kelompok Serangan Ekspedisi USS Amerika, mengatakan pasukannya telah berinteraksi dengan pasukan angkatan laut Tiongkok di Laut Cina Selatan minggu ini.
“Semua interaksi kami tetap aman dan profesional dengan mereka,” kata Kacher dalam wawancara telepon dari USS Amerika.
Schwegman tidak menyebutkan lokasi pasti dari kapal perang itu, tetapi sumber-sumber keamanan mengatakan mereka dekat dengan Haiyang Dizhi 8 dan kapal bor Capella Barat yang dioperasikan Petronas. Sumber menolak untuk diidentifikasi karena mereka tidak berwenang untuk berbicara kepada media. (pom/net)