NAMLEA-
Gegara pemilihan ketua-ketua komisi di DPRD Buru tak kunjung final sejak digelar Kamis pekan kemarin, terjadi kisruh di ruang paripurna gedung rakayat itu. Bagaimana tidak, Ketua DPRD Moh Roem Soplestuny dinilai tak mampu memandu jalannya proses pemilihan, akibatnya alam berpikir sebagian besar wakil rakyat di lembaga wakil rakyat ini dibuatnya buntu.
Tak menemukan jalan keluaKetua .i kebuntuan yang terjadi, ketua Fraksi PKB Jamaludin Bugis berang, dia meraih mikrofon di depannya lalu membanting alat pengeras suara tersebut.
Belum diketahui apa saja kata-kata yang terlontar dari mulut Jamaludin sebagai tanda protes, yang pasti, berdasarkan informasi yang diterima Jamaludin kesal dengan ketidakmampuan politisi Partai Golkar itu memimpin jalannya sidang yang molor hingga larut malam hari itu.
Pembentukan dan pemilihan ketua Komisi A, B dan C yang merupakan alat kelengkapan DPRD Kabupaten Buru hingga kini belum juga berhasil diputuskan siapa harus memimpin sebagai unsur keterwakilan setiap fraksi.
Tarik menarik antar 5 fraksi di lembaga wakil rakyat dipicu perebutan posisi ketua komisi masing- masing fraksi. Yaitu, fraksi Golongan Karya (Golkar), fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), fraksi Persatuan Pembangunan (PPP), Fraksi Bupolo (Demokrat,Perindo, Nasdem) dan fraksi Gerakan Rakyat Sejahtera (Gerindra,Hanura dan PKS)
Kekesalan fraksi PKB juga lantaran pembentukan dan pemilihan masing- masing komisi sudah molor terlebih dahulu dari jadwal agenda yang telah ditetapkan. Yang kemudian diperparah oleh ketidakmampuan Ketua DPRD Buru Roem Soplestuny memimpin sidang penetapan ketua-ketua komisi tersebut.
Menurut sumber politisi di DPRD Buru, akar pemicu buntunya sidang, karena Soplestuny tidak mengakomodir setiap anggota DPRD yang hadir. “Kalau ini terus terjadi Ketua DPRD tetap seperti itu, maka beta yakin proses pemilihan ini akan terus molor entah sampai kapan,” ucap sumber.(AK)