IM, NAMLEA-Bersama rombongannya hadir di lokasi Bendungan Way Apu, Danrem 151/ Binaiya Brigjen TNI Arnold Rittiauw disambut meriah oleh warga dan pihak perusahaan sesuai prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yaitu penggunaan Alat Pelindung Diri (APD).
Di lokasi salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berada di Desa Wapsalit, Kecamatan Lolongguba itu Brigjen Arnod Rittiauw dan rombongan juga berkesempatan mendapatkan uraian singkat soal bendungan yang merupakan ikon pembangunan pulau Buru itu.
“Kita jelaskan kepada rombongan pak Danrem, terkait struktur bendungan, mekanisme pekerjaan, luas areal yang terdampak daripada proyek ini. Maupun manfaat dari bendungan serta situasi Kantibmas di sekitar sini,” ungkap Ruslan Malik kepada infomalukunewa.com, Minggu (20/9/2020) melalui telepon seluler.
Menurut Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Maluku ini Kecamatan Waeapo merupakan wilayah berpenduduk paling padat di Kabupaten Buru. Yang mana sebagian besar masyarakatnya bergantung pada sektor pertanian.
Fakta tersebut menjadikan Kecamatan Waeapo sebagai wilayah pertanian. Bahkan lumbung pangan bagi Kabupaten Buru sekaligus penghasil utama padi sawah terbesar bagi Provinsi Maluku.
Namun hasil pertanian dataran Waeapo, tidak hanya padi namun berbagai jenis, misalkan ubi-ubian, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan serta lainnya.
Untuk itu, lanjut Ruslan, sumber daya air yang dibutuhkan mesti tersedia sepanjang tahun agar dapat menjamin produktivitas setiap lahan pertanian masyarakat di kecamatan ini.
Tapi pada kenyataannya, ujar dia, ketersediaan air tidak selalu mencukupi di wilayah ini apalagi di musim kemarau.
Sementara di musim penghujan, sungai Way Apu malahan tidak dapat menampung seluruh debit air yang ada.
“Maka bendungan adalah salah satu alternatif solusi untuk menampung air saat hujan turun dan memanfaatkan air tersebut saat musim kemarau,” kata Ruslan Malik.
Menurutnya, proyek Bendungan Way Apu telah matang dalam perencanaan. Meliputi perhitungan curah hujan, analisa ketersediaan debit air guna penentuan kapasitas bendungan itu sendiri
Termasuk menentukan seberapa luas potensi banjir dan dampaknya pada tubuh bendungan. Kestabilan bendungan, kata dia juga sudah dihitung berdasarkan intensitas hujan dikaitkan dengan daya tampung efektif Bendungan Way Apu.
Danrem 151/ Binaiya BrigjenvTNI Arnold Rittiauw dalam kunjungannya, Kamis (17/9 2020) didampingi Kasi Intel Korem Letkol Kav Hendra Ferdinandus, Dandim 1506/Namlea Letkol Arh Agus Guwandi maupun pihak Koramil 1506-4 Waenetat, Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru
Kedatangan Danrem bersama rombongan disambut meriah dengan tarian adat cakalele dan pemasangan lenso adat lestari. Pakaian khas tersebut disarungkan langsung raja petuanan Kaiely dan Kasodin Waehidi Ali Wael kepada Danrem 151/ Binaiya dan Dandim 1506/ Namlea.
Sebelum memasuki lokasi Bendungan Way Apu Kaksodin Waehidi Ali Wael meminta kepada Danrem 151/ Binaiya agar mengedepankan anak asli daerah itu untuk menjadi bagian dari keluarga besar TNI.
Tokoh adat dataran tinggi itu memastikan dukungan masyarakatnya mendukung lancarnya pembangunan waduk tersebut.
Menjawab permintaan tokoh adat tersebut Danrem 151/Binaiya meminta semua tokoh adat sama- sama mendukung dan mendukung lancarnya pembangunan bendungan tersenut.
“Bila waduk ini rampung dapat meningkatkan perekonomian di Pulau Buru dan dapat mengantisipasi genangan banjir yang selama ini dihadapi masyarakat di Dataran waeapo,” ucap Brigjen TNI Arnold Rittiauw.
Terkait penerimaan Bintara TNI-AD tahun 2020, ujar Danrem, tugas dan tanggung jawab panitia dari Korem sudah selesai ditingkat daerah.
“Kemudian seleksi tingkat Pusat adalah kewenangan tim seleksi Pusat,” kata perwira TNI-AD satu bintang ini.
Pukul 13. 20 WIT rombongan mengunjungi Koramil 1506-4/Waeapo yang dipimpin Kapten Inf Thamrin Batuatas.
Pada kesempatan tersebut, Danrem melakukan kegiatan penanaman anakan pohon ketapang, alpukat dan jeruk di areal halaman Kantor Koramil 1506-4 /Mako Waeapo(AK/AS)