NAMLEA-Informasi mangkraknya Gelanggang Olahraga (GOR) Namlea Kabupaten Buru yang dibiayai APBN tahun 2019 senilai Rp 13 miliar dinilai sepihak, disampaikan kelompok oknum LSM yang tak bertanggungjawab.
Kontraktor Ko Hai, bahkan mengaku pihak sering dipalak alias dimintai uang oleh kelompok LSM tersebut, agar masalah GOR tidak diributkan. Tapi anehnya, ketika dinilai tidak kooperatif dia kembali didemo.
“Ada lah, seng perlu beta bilang nama. Pokoknya kalau Ko tidak kasih uang dong goyang. Tapi kalau kasih dong diam,” ungkap Ko Hai dihubungi infomalukunews.com, Rabu (27/8/2020).
Menurut kontraktor yang pernah menangani proyek Tribun MTQ Tingkat Provinsi Maluku di Namlea itu, pihak-pihak yang mempermasalahkan proyek GOR tersebut hanya membawa-bawa nama HMI Cabang Buru.
“Ko sudah konfirmasi ketua HMI, dia bilang itu bukan HMI, jadi siapa kalau bukan LSM,” ujar Ko Hai.
Dia menjelaskan, polemik GOR mini yang disebut-sebut dibangun di tiga lokasi itu, muncul karena kurangnya pemahaman pihak-pihak tertentu soal pelaksanaan proyek tersebut.
“Jadi yang sudah selesai dikerjakan itu paket pertama, dan sudah dibayar Rp 13 miliar. Dan ini proyek multiyears, tapi paket lanjutan belum kerja karena ada pemotongan anggaran oleh Pemda Buru untuk Covid,” jelasnya.
Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI) Cabang Buru disebut-sebut mendatangi kantor DPRD Kabupaten Buru Senin (24/8/2020) untuk mempertanyakan anggaran Rp 13 miliar yang diperuntukkan bagi pembangunan GOR Namlea, yang dinilai mangkrak.
Menurut HMI Cabang Buru anggaran Rp 13 miliar sudah direalisasi seratus persen sedangkan pembangunan fisiknya belum selesai.(pom)