Ambon – Wabiner dengan tema 75 tahun Maluku dalam bingkai NKRI. K.A. Ralahalu, Mantan Gubernur Maluku, mengatakan kalau kemiskinan Maluku tidak mengalami perubahan setelah kepemimpinan dirinya.
“Dulu di masa kepemimpinan saya, kemiskinan Maluku berada pada angka 23% tapi mampu ditekan menjadi 17%. Namum di pemerintahan setelahnya angka 17% tidak mengalami perubahan sampai sekarang” kata Karel dalam diskusi pada 15 Agustus 2020.
Mantan Gubernur dua periode itu menambahkan bahwa untuk menjawab problematika sosial di Maluku, terutama kemiskinan semestinya menajdi tanggung jawab pemerintah daerah.
“Saya pernah memimpin Maluku dimasa konflik, kami ajak semua masyarakat untuk bersatu. Meskipun tidak muda memang memimpin disituasi seperti itu. Namun kami mampu menyelesaikanya dengan semua pihak” tambah Karel.
Ia menambahkan bahwa karena dukungan semua elemen masyarakat Maluku, sehingga konflik bisa redah Dan Maluku kembali di datangi oleh para Tokoh2 dunia, dari berbagai Negara sebagai laboratorium perdamaiaan.
“Semua elemen bersatu sehinga konflik bisa redah, permasalahan mendapatkan jalan keluarnya, itu menjadi cerita dan tangis-darah orang Maluku terlewati”. Tambah Karel.
Ia mengingatkan akan modal sosial orang Maluku. Seperti Semangat siwalima, Pela gandong, potong di kuku rasa di daging, ini menjadi ungkapan para leluhur yang menajdi kan Maluku sebagai laboratorium perdamaiaan.
“Modal sosial orang Maluku Inilah spirit hidup orang basudara yang harus terus dihidupkan untuk membawa manusia Maluku lebih maju. Kalau tidak mau ajak masyarakat bersatu, tidak mendengar masukan semua kalangan, bagimana mau membangun Maluku.” Tambah Karel.
Karel A Ralahalu yang juga mantan Tentara ini juga mengatakan kalau Indonesia hinga kini suda berumur 75 tahun dan Maluku punya kontribusi besar dalam kemerdekaan bangsa Indonesia. Tidak mungkin Maluku terus-terusan menjadi daerah miskin.