IM, AMBON-Proyek jalan lapen poros Mako-Kayeli Kecamatan Waelata Kabupaten Buru ternyata akibat kondisi waktu, lalu personil di lapangan menggunakan batuan agregat yang tidak standar.
“Kita sudah ganti, bongkar. Malah kontraktornya ganti dengan material mahal,” ungkap Kepala Bidang Bina Marga Dinas PU Provinsi Maluku Aty Tuanaya kepada infomalukunews.com, Rabu (17/3/2021).
Dijelaskan kondisi lapangan ditambah pelaksanaan pekerjaan masuk akhir tahun yakni Desember 2020, sejumlah pihak di lapangan lalai lakukan pengawasan sebelum liburan.
Belum lagi banyak laporan dan hal-hal administrasi yang harus diselesaikan di Dinas PU Maluku.
Bidang Bina Marga sendiri akuinya, ketika itu menangani 66 paket proyek di seluruh Maluku Sedangkan Bidang Cipta Karya dan Sumber Daya Air masing-masing hanya 22 paket.
Namun begitu baik pihaknya maupun Dinas PU Maluku secara umum, kata dia, tidak akan mentolerir pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Terkait proyek jalan lapen Mako-Kayeli, sebagai instansi pemerintah kepentingan masyarakat di atas segalanya. Termasuk perputaran ekonomi daerah.
Belum lagi, proses audit yang siap menanti di belakang hari, sehingga tidak ada kata main-main.
“Kita serius, makanya kita kirim orang turun, pastikan masalah itu. Dan semua sepakat harus bongkar, ganti material,” akuinya.
Penjelasan Aty Tuanaya sinkron dengan klaim
Ketua Umum (Ketum) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Namlea Kabupaten Buru Indirwan M Souwakil.
“Sudah dua kali mengalami pembongkaran. Pertama hari Jumat 15 Januari 2021 dan pembongkaran ke dua Sabtu 6 Maret 2021,” jelas Souwakil.
Pembongkaran itu, menurut Souwakil, karena material agregat yang digunakan tidak sesuai spek yang ditentukan kontrak.
Proyek pembangunan lapisan penetrasi makadam (Lapen) Jalan Mako–Kaiely menelan anggaran Rp 9.757.332.209 bersumber dari Dana APBD perubahan tahun 2020
Dilaksanakan oleh PT Vidi Citra Kencana sejak 10 Desember 2020 dengan waktu pelaksanaan 72 hari Kalender.(pom)