PIRU
Jalan penghubung 8 desa di Kecamatan Kairatu ini rusak parah, dan pernah dijanjikan Gubernur Maluku Murad Ismail akan diperhatikan saat kampanye jelang pilkada 2018 lalu. Sejak gempa 26 September lalu, bahkan jalan yang berada di Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten SBB itu jadi akses masyarakat lari mengungsi ke gunung.
Jalan ini diketahui rusak parah sejak 13 tahun lalu, tidak pernah diperbaiki oleh pemerintah daerah kecuali gotong-royong dan masyarakat bersama TNI, kebetulan jalanl tersebut menuju kawasan intansi TNI-Polri. “Pada waktu gempa September, kurang lebih 15 ribu warga di Kairatu pake jalan ini untuk mengungsi ke gunung. Kami kira jalan itu sudah saatnya mendapat perhatian,” tandas legislator asal Fraksi PKB DPRD Kabupaten SBB Eko Budiono, melalui telepon seluler, Senin (18/11).
Kondisi yang dialami masyarakat Waimital ini ditemui pihaknya, ungkap Eko, dalam kegiatan reses 16 November lalu di Desa Waimital. Masyarakat mengaku selain penting dalam mitigasi bencana dan meminimalisir korban tsuunami jika bencana itu datang, akses jalan yang diketahui menuju pusat pendidikan dan latihan tempur (dodiklatpur) milik intitusi militer setempat, jalan ini merupakan jalan tani masyarakat sejak lama.
Bahkan bukan saja petani, keluhan juga datang dari keluarga prajurit TNI yakni isteri-isteri mereka sering jatuh dengan kendaraan bermotor ketika melewati jalan tersebut. Menurut Eko Budiono, sebagaimana diamanatkan dalam UU 24 thn 2007 tentang Mitigasi Bencana, maka saatnya ruas jalan di Desa Waimital itu mendapat perhatian pemerintah pusat.
“Jadi kalau dulu Pa Gubernur kampanye akan membantu petani, sekarang malah dapat menyelamatkan pengungsi, ditambah terdapat instansi militer di situ maka hari ini kami mewakili masyarakat petani Waimital maupun pegunungan menagih janji Pa Gubernur. Tolong minta balai jalan perhatikan jalan ini,” tandas Eko.(pom)