IM, Piru-
Bupati M Yasin Payapo mengimbau stakeholders untuk bergerak bersama mengatasi stunting atau kekurangan gizi pada janin hingga balita 2 tahun.
Menurutnya, langkah awal yang paling penting adalah memenuhi gizi anak sejak usia dini. Mencegah stunting ini, sangat penting untuk kesehatan pertumbuhan dan kecerdasan otak pada anak. Jika anak tergolong stuntik, akan berakibat pada kecerdasan dan pertumbuhan anak.
Ditambahkan, stunting bukan saja menjadi urusan sektor kesehatan semata, melainkan tanggung jawab semua jajaran maupun level Pemkab SBB.
“Oleh karena itu, kepada semua stakeholders ini adalah gerakan kita bersama untuk berperan penting dalam menyikapi masalah stunting,” ingat Payapo di rapat koordinasi Penurunan Stunting dan Gizi Buruk tahun 2019 di pembukaan kegiatan tersebut Jumat (23/8) di gedung Hatutelu, Piru.
Kegiatan yang berlangsung 23-25 Agustus ini dibuka Duta Parenting Provinsi Maluku Ny Widya Pratiwi Ismail yang juga keynote speeker di kegiatan tersebut. Selain Ny Widya, turut hadir sebagai pembicara koordinator regional Sulawesi Dirjen Bina Pembangunan Daerah dan dua pembicara dari Direktorat Pelayanan Sosial Dasar Kementerian Desa, serta Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementrian Kesehatan.
Dalam sambutannya, Ny. Widya Pratiwi Ismail, menilai Provinsi Maluku khususnya Kabupaten SBSBB adalah daerah yang subur dan sumber protein, sehingga stunting seharusnya angka stunting rendah.
Tapi data tahun 2017 angka gizi buruk terbilang tinggi 28,9 persen, meski tahun 2018, turun menjadi 24,4 persen namun WHO menyebut kondisi ini masih di bawah standar kesehatan, kurang dari 20 persen.
Menurut dia, stunting bukan saja berpengaruh terhadap postur tubuh yang tinggi, akan tetapi juga terhadap tingkat kecerdasan anak dan status kesehatan pada saat dewasa. Sehingga diperlukan perhatian serius stakeholders terhadap kesehatan ibu dan anak, terutama para ibu hamil.
“Penanggulangan stunting menjadi tanggungjawab kita bersama, bukan saja pemerintah, akan tetapi tanggung jawab setiap keluarga di indonesia,” katanya.
Ketua Panitia, dr Rosdiyana Perahu M.Kes menjelaskan rapat bertujuan terbentuknya sebuah forum integrasi percepatan penurunan stunting di seluruh kecamatan di SBB.
“Melalui koordinasi dan konsultasi program dari kegiatan pusat, sampai ke daerah, hingga desa, sehingga ada rencana tindak lanjut dari masing-masing instansi terkait,” kata dr Rosdiyana.
Peserta di kegiatan ini, kayta dr Rosdiyana berjumlah 90 orang, terdiri dari Dinas Kesehatan, Tim Penggerak PKK, para Camat, Kepala Desa, serta seluruh pimpinannPuskesmas se- Kabupaten SBB.(ABU)