IM, TUAl-
Wali kota Tual Adam Rahayaan mengaku Pemkot dan masyarakat diuntungkan dengan penundaan Pilkades serentak yang baru digelar tahun 2020 nanti. Dengan begitu semua pihak yang berkepentingan masih punya waktu melakukan berbagai persiapan salah satunya melalui safari adat di desa-desa.
Program Safari Adat yang digagas Pemerintah Kota (Pemkot) Tual dalam rangka mengembalikan peran Raja serta persiapan menghadappi Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak dan sosialisasi Hukum.
Seperti yang dilaksanakan di Desa Tamedan Kecamatan Dullah Utara safari dan sosialisasi dihadiri Wali kota dan Kapolres dan sejumlah tokoh adat Kota Tual. Safari berlangsung Sabtu (3/8) di Balai Desa Tamedan.
Walikota Tual Adam Rahayaan dalam arahannya mengatakan pelaksanaan Pilkades di Kota Tual akan digelar pada tahun 2020 berdasarkan surat dari kementrian mengingat secara nasional masyarakat baru saja dihadapkan pada pemilihan Presiden dan Pileg 2019.
“Kita diuntungkan oleh penundaan tersebut, selain belum tuntasnya Perda Pilkades oleh DPRD juga waktu tersebut bisa dimaanfakan dalam safari adat,” akui wali kota.
Safari adat kata wali kota bertujuan sosialisasi terutama soal pembagian peran maupun hak di setiap Desa pada ratschapnya. Safari ini juga bisa dimanfaatkan untuk mendekatkan pemerintah enjelang Pilkades juga dimanfaatkan untk mendekatkan pemerintah desa dan rakyatnya.
Yaitu dengan berdialog langsung dengan masyarakat mengaenai berbagai hal terkait adat maupun pemerintahan desa dengan begitu keharmonisan dengan masyarakat tetap terjaga.
Rombongan wali kota di Desa Tamedan ini terdiri dari Kapolres Malra juga ikut hadir empat raja, masing-masing
Raja Tual Hi Husein Tamher, Raja Ohoitahit Husein Abu Reniwuryaan, Raja Yarbadan Sodri Renhoran dan Raja Dullah Bayan Renuat dan kapitan Ohoitelvav Moh Saleh Rengur .
Kapitan Ohoitelvav serta Raja Balduwahadat dalam kesempatan itu menyampaikan pembagian peran yang telah ada sejak leluhur bahwa orang kay (Kepala Desa) yang bisa dicalonkan adalah marga Rentua dan Balubunn. Selain dua marga ini dipastikan tidak bisa direkomendasikan.
Dalam dialog, 6 penanya mewakili masyarakat Tamedan mendukung penuh kegiatan Safari Adat dan merindukan kehadiran Kapitan Ohoitelvav serta Raja Balduwahadat. Masyarakat mendukung penegasan yang disampaikan Kapitan Ohoitelvav karena masih dipegangnya pesan leluhur serta pembagian yang ada di Desa Tamedan.
Pada kesempatan tersebut warga meminta agar Kapitan Ohoitelvav serta Raja Baldu Wahadat lebih intens mengunjungi warga Desa Tamedan.(FAR).