IM, AMBON-
Terkuak kasus dugaan penggelapan dana gelontoran pemerintah pusat dalam program Kartu Indonesia Pintar (KIP) dilakukan oknum Kepsek SMP Satu Atap (SATAP) Desa Tonu Jaya Kecamatan Waisala Kabupaten SBB.
Salah satu alumni SMP SATAP tersebut mengungkapkan ada siswa yang difoto untuk dokumentasi seolah telah menerima uang program KIP senilai Rp 500 ribu secara simbolis.
Dokumentasi diambil oknum Kepsek berinisial “MK” itu dengan cara mengambil gambar siswa tersebut sedang menerima uang dari bendahara sekolah. Tapi setelah pengambilan gambar anehnya, uang tidak diberikan tapi ditarik kembali dari siswa.
“Pas habis foto, uang ditarik, Mama bilang ini foto rekayasa supaya bukti ke pusat bahwa uang, murid sudah terima. Tapi uang tidak dikasih,” kata sumber infomalukunews.com dihubungi melalui telepon seluler berinisial “A” di balik telepon selulernya, Rabu (24/7).
Pengambilan foto sebagai dokumentasi jelas sumber, dilakukan oleh MK beberapa hari lalu. “Fotonya kemarin dulu lain ,” kata sumber.
Apakah uang KIP itu benar-benar ditarik dari seluruh siswa setelah penyerahan secara simbolis hari itu, sumber bilang belum tahu pasti. “Nanti beta tanya mama dulu, mama yang lebih tahu,” katanya.
Hingga berita ini dipublis konfirmasi lanjut soal keterangan sumber ini ke ibu yang bersangkutan belum dilakukan.
Namun sumber sebelumnya menambahkan pernah bersekolah di SMP SATAP Tonu Jaya, tapi selama menjadi siswa dia tidak pernah memperoleh uang KIP. Hal yang sama juga terjadi pada dua adik perempuannya yang masih di kelas 6 dan kelas 3 SMP tersebut.
Si oknum Kepsek “MK” dikonfirmasi enggan memberikan penjelasan soal informasi miring terkait dirinya. Dia berdalih, tidak bisa diganggu karena sedang sibuk dengan salah satu kegiatan prioritas sekolahnya.
“Saya lagi kerja dalam rangka akreditasi,” akunya.
Salah satu orangtua siswa inisial “LC” (40) mengaku keempat anaknya yang bersekolah di SMP tersebut semuanya mengantongi kartu KIP tapi hanya satu orang yang mendapatkan uang melalui kartu itu.
“Kita punya anak semua dapat kartu. Tapi yang tiga orang tidak dapat, hanya satu anak, dapat dua kali begitu. Waktu dapat yang kedua kali Rp 400 ribu tapi dialihkan, katanya untuk pakaian olahraga,” kata LC.(pom)