Infomalukunews.com,- Namrole-Tokoh muda asal Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Abdul Hamid Souwakil (AHS) menyatakan keseriusannya untuk maju bertarung pada perhelatan Pilkada serentak tahun 2024 di Kabupaten Bursel.
Pernyataan tersebut disampaikan, Abdul Hamid Souwakil (AHS) saat mengembalikan formulir pendaftaran sebagai bakal calon bupati (Bacabup) di sekretariat DPC PPP, Kabupaten Bursel pekan kemarin.
Dikatakan Souwakil, dengan dikembalikan formulir pendaftaran ke DPC PPP Bursel menandakan, bahwasanya dirinya serius untuk mencalonkan diri sebagai bakal calon bupati Bursel dalam perhelatan pesta demokrasi lima tahunan itu.
“Ini menandakan ada harapan untuk kita membangun Bursel lebih baik kedepan. Yang sudah baik, kita buat untuk lebih baik lagi kedepan,” terang Souwakil kepada sejumlah awak media di Namrole belum lama ini.
Masih lanjut Souwakil, tentunya semangat ini akan menjadi motivasi bagi dirinya sebagai bakal calon bupati untuk lebih serius lagi dalam berikhtiar kedepan. “Kehadiran saya disini tentu sudah dengan komunikasi yang matang. Insya Allah, saya sangat optimis akan meraih rekomendasi untuk mencalonkan diri sebagai calon bupati Bursel tahun 2024-2029,” tuturnya.
Diakuinya, sejauh ini baru dilakukan pendaftaran di tiga parpol diantaranya PPP, PKS dan PAN. Namun untuk komunikasi partai tidak tertutup, pada tiga partai ini. Jadi apa yang dijalankan saat ini, sudah berdasarkan hasil komunikasi tim.
“Untuk saat ini, kami sudah melakukan pengembalian di tiga Parpol. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan, kalau kami juga akan berkoordinasi dengan sejumlah Parpol lainnya,” katanya.
Bacabup yang akrab disapa, AHS ini berkomitmen, disamping harus dibangun sebagai kabupaten yang mandiri. Bursel juga harus dibangun sebagai kabupaten yang memiliki adab.
Sebab di daerah ini, terdapat berbagai macam keberagaman suku dan budaya yang harus menjadi perhatian serius pemerintah. Sehingga tidak terjadi disharmoni dalam kehidupan sosial masyarakat Bursel.
“Kedepan Bursel harus dibangun sebagai kaI Ipaten yang mandiri. Sehingga tidak boleh lagi, ada dikotomi- dikotomi sehingga ada masyarakat yang merasa dianak tirikan di kabupaten ini,” jelas Souwakil. (IM-RAM)