IM, AMBON-Pilu nestapa warga Negeri Lima di Kecamatan Leihitu Kabupaten Maluku Tengah belum berakhir. Pasca jebolnya bendungan alam Wai Ela di desa itu, bencana lain akibat banjir kembali menghantam pemukiman warga, sementara satu sekolah dasar rusak berat.
Bantaran sungai Waisia yang hulunya Wai Kapat dan kini menjadi areal relokasi pemukiman 350 KK pengungsi sejak jebolnya bendungan Wae Ela itu dilaporkan mengalami kerusakan paling parah akibat banjir.
“Banjir hujan kemarin itu ada 4 buah rumah warga yg rusak, SDN 2 Negeri Lima yang Mama Mina jadi kepala sekolah di akang itu sekarang ada rusak. Dua bilik belajar hancur akibat longsor, banyak rumah warga di sekitar bentaran sungai Wai Sia yang terancam. Sangat memprihatinkan,” ungkap Faizal Soumena kepada infomalukunews.com melalui pesan messenger, Kamis (23/7/2020).
Untuk mengantisipasi kerusakan lebih parah terhadap rumah-rumah warga maupun bangunan lainnya, tak ada jalan lain kecuali membangun tanggul buatan dari batang kelapa.
Itu dilakukan untuk menahan banjir meluber masuk lebih jauh ke pemukiman relokasi masyarakat.
“Kemarin katong pasang tanggul penahan darurat dari batangan kelapa akibat derasnya air Waisia yang sangat mengancam,” jelas Faisal Soumena.
Sekedar tahu saja, bendungan alam Wae Ela jebol pada 25 Juli tahun 2013 silam akibat terjadi patahan gunung Ulakhatu di Negeri Lima, yang diawali gempa tektonik sekira 5,4 SR beberapa hari sebelumnya, tepatnya tanggal 13 Juli 2013.
Patahan gunung Ulakhatu tersebut jatuh melintang menutupi aliran air sungai Wae Ela, kemudian secara alami membentuk sebuah bendungan di lahan atas Negeri Lima.(pom)