Dobo InfoMalukunews.com.
Aru merupakan salah satu kabupaten pemekaran dari kabupaten induk di maluku tenggara, sejak dulu (jaman kecamatan) eksistensi orang Aru di birokrasi Malra dihitung dengan jari, hal tersebut bukan karna orang Aru tidak mampu tapi karna orang Aru tidak perna di beri kesempatan untuk jadi mampu, begitu juga di daerah daerah lain di maluku. Orang Aru selalu di anggap orang terbelakan dan kampungan dengan sebutan BELAKANG TANAH. Hal ini di sampaikan salah satu Pemuda Aru Alt Barlie kepada Info Maluku Sabtu 1/8.
Diakatakan, Saat manusia manusia Aru terpelajar memperjuangkan Aru jadi kabupaten banyak mencul pertentangan dari oknum oknum di Malra, mereka ingin agar Aru tetap berada di bawa kepemimpinan Malra semua itu karena potensi hasil alam Aru yang mengiurkan. Setelah Aru berhasil di mekarkan oknum oknum yang dulu diduga berupaya gagalkan pemekaran Aru tersebut malah banyak yang berkarir di Aru (Sangat Mamalukan kan..??), setelah berkarir di Aru mereka lalu bentuk suatu sistem agar orang Aru tetap dalam kendali mereka, jadi sebenarnya Aru yang merdeka hanya sebatas status wilayah saja namu orang²nya masih di kekang. Kata Barlie
Masih lanjut Barlie Saat ini sedang ada pergulatan dua jabatan yang sangat vital di Aru, yakni Jabatan SETDA dan Kepala BPKAD. Kedua jabatan ini sudah harusnya di berikan kesempatan bagi putra dan putri daerah Aru agar mereka belajar mengembangkan diri mereka sehingga ada regenerasi bagi orang Aru juga karna mereka adalah masa depan kemajuan Aru. Bukan malah di rebut dengan dalil tim sukses dan segala macam, beta kira hal merebut jabatan ini seandainya di balik, orang Aru yg merebut jabatan di daerah lain maka yakinlah sudah terjadi pertumpahan darah karna di anggap merebut hak tuan tanah, tpi di Aru katong masih pake cara baik² di awal untuk menyampaikan apa yang menjadi hak orang Aru.
Secara pribadi dan sebagai salah satu pemuda Asal Aru beta sangat, sangat tidak setuju jika kedua jabatan tersebut di duduki olah orang lain selain orang Aru, karna sdh cukup hampir 18 tahun sdh pemekaran kabupaten ini posisi kedua jabatan tersebut hanya satu kali jabatan SETDA dijabat oleh orang Aru.
Sedang untuk BPKAD sama sekali belum ada dan sama sekali tidak ada anak Aru yang di berdayakan atau di persiakan sejak awal untuk menduduki jabatan tersebut, ada yang punya potensi namun di pertengahan malah di pinda tugaskan ke dinas lain hal ini sudah pasti di sengaja agar tidak ada persaingan dalam jabatan BPKAD kedepannya (Cara yang sama di gunakan di badan/dinas lain) dan akan dibuat alasan bahwa orang Aru belum mampu di posisi tersebut, padahal bukan tidak mampu melanikan tidak di mampukan.
Masih kata Barlie oknum serakah wajib orang Aru perangi, apapun caranya dan apapun resikonya hal tersebut harus terjadi karna semua cara baik sudah dan sedang di tempu, namun sama sekali tidak di hargai, masih saja ada oknum yang di duga berikan informasi palsu di hadapan Bupati agar apa yang mereka jalankan bisa berjalan mulus, dan hal tersebut di percaya oleh Bupati.
Satu hal yang beta( Barlie red ) mau bilang untul oknum2 sekarah tersebut ingatlah apa yang kau tanam lama atau cepat akan kau tuai, jangan sampai menyesal. Dan ingatlah bahwa generasi Aru yg dulu tidak lagi sama dengan yang sekarang kalau dulu kami masih malu hati dan di manfaatkan rasa malu hatinya, maka generasi ini dan yang akan datang tidak akan adalagi lagi rasa malu hati itu.
Dedi Red