Infomalukunews.com, Piru-Ratusan guru honorer sekolah madrasah se-Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) Demo di depan kantor Kementerian Agama (Kemenag) SBB, tuntut tranparansi seleksi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Dari pantauan media ini, aksi dimulai sejak pukul 11.00 WIT, mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian resort (Polres) SBB.
Kordinator aksi dalam orasinya, menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap penerapan seleksi PPPK 2025. Pasalnya, sebagian besar guru honorer madrasah tidak lulus PPPK tanpa alasan yang pasti.
“Kami ratusan guru madrasah se-kabupaten SBB hadir di sini untuk meminta klarifikasi Kepala Kemenag terkait penerapan seleksi PPPK/ASN ruang lingkup kementerian agama” ucap Daka, selaku kordinator demo pada orasinya, kamis (25/09/25).
Menurutnya, penerapan seleksi PPPK ruang lingkup Kemenag SBB ini, sengaja mendiskriminasikan para guru honorer yang telah mengabdi selama puluhan tahun tanpa diberikan hak yang layak.
“Puluhan tahun kami mengabdi, mengajar bersama saudara guru honorer lain di daerah-daerah pelosok. Mirisnya, kami seakan-akan didiskrimanasikan tanpa penjelasan pasti dari pihak Kemenag”, teriaknya.
Ia menduga, ada siluman di seleksi PPPK ruang lingkup Kemenag. Pasalnya, ada beberapa yang lulus dalam seleksi merupakan para honorer yang tidak memenuhi syarat.
“Ada sebagian yang honor belum sampai dua tahun lulus seleksi dibandingkan para guru yang bahkan ada yang sudah honor selama 30 tahun lebih, ada apa sebenarnya?”, tanya Daka, dengan gestur kesal.
Dia juga menyampaikan beberapa poin tuntutan, diantaranya; berikan kesempatan yang sama bagi guru swasta madrasah dalam program PPPK/ASN. Guru swasta bukan nomor dua, PPPK hadir untuk semua, dan berikan kuota khusus PPPK/ASN untuk guru swasta madrasah.
Parahnya, aksi selama berjam jam itu belum juga mendapat tanggapan dari pihak Kementerian. Para guru nyatakan sikap untuk rela menunggu hingga ditemui Kepala Kemenag SBB, Djafar Tuny, yang diketahui sedang tidak berada di tempat.
Diketahui, aksi tersebut diikuti oleh seluruh guru honorer madrasah se-kabupaten SBB. Bahkan, ada puluhan guru honorer dari pulau Manipa, Kelang dan Buano.
Hingga berita ini dipublis ratusan guru masih masa aksi masih memadati depan kantor kemenag SBB sambil menunggu kepala kementerian agama tiba dihadapan mereka. (Borqan-IM)