IM-Piru, SBB,- Setelah Sempat diam dan hampir tidak terdengar oleh publik terkait cuitan mantan Bendahara RMS Moses Rutumalessy di grub WhatsApp dan Akun Facebook milik Pribadinya yang berujung di Polres SBB, kini menjadi viral kembali setelah Hasan Hermanses SH, Kuasa Hukum dari Fatin Tuasamu, Syuaib Patimura dan Husein Lawangi, mulai angkat bicara dan memprotes kinerja Polres SBB yang di anggap lamban dalam penanganan kasus dugaan Ujaran kebencian dengan unsur Sara terhadap Pj.Bupati Kab.SBB Brigjen TNI.Andi Chandra As’aduddin SE,MH.(27/01/2024).
Akibat dari protes yang di lakukan oleh Kuasa Hukum Ke tiga Pelapor ini, sehingga terkuak ke publik bahwa kasus dugaan Ujaran kebencian ini memang benar adanya dan sedang di tangani oleh Polres SBB.
Kepada media ini Hermanses mengaku kecewa dengan cara kerja Polres Sbb yang di anggap lamban dalam penanganan kasus kliennya.
” Masa laporan pengaduan klien saya dari 28 Oktober 2023 lalu sampai sekarang baru berjalan satu langkah, sampai kami harus ribut – ribut di media”.Ujarnya kesal.
Menanggapi persoalan ini Polres SBB menyampaikan hasil perkembangan kasus yang sedang bergulir tersebut dengan Pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan sesuai dengan laporan Pengaduan tanggal 28 oktober 2023 tentang tindak pidana UU ITE.dan SP2HP Nomor. B/349/X/Res.1.24/2023/Reskrim, tanggal 1 November 2023.
Berdasarkan Surat yang di keluarkan oleh Polres SBB pada tanggal 25 januari 2024 ini di sampaikan bahwa semua saksi telah di panggil untuk di mintai keterangan, baik itu dari saksi pelapor maupun terlapor.
Selanjutnya juga Telah dilakukan permintaan mohon bantuan ahli Bahasa dan Sastra Indonesia kepada Dekan Fakutas
Keguruan dan IImu Pendidikan Universitas Pattimura dengan nomor surat: B/135/1/Res.1.24/2024/ Reskrim, tanggal 25 Januari 2024;
Telah dilakukan permintaan mohon bantuan ahli kepada Dekan Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia Maluku dengan nomor surat: B /134/1/ Res.1.24/ 2024/ Reskrim, tanggal 25 Januari2024
Bahwa selanjutnya peyidik/penyidik pembantu menunggu kabar dan kesediaan waktu dari ahli bahasa dan sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pattimura dan ahli pidana Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia Maluku untuk dapat dilakukan pemeriksaan terkait dengan perkara
yang saudara laporkan.
Di tempat terpisah Fatin Tuasamu berharap kepada Polres SBB agar proses hukum harus terkait ujaran kebencian ini menjadi atensi utama utuk segera di tuntaskan.
” Saya berharap demi kedamaian dan keharmonisan daerah yang kita cintai ini, Pak Kapolres SBB di harapkan untuk serius menagani kasus ini, hidup orang sudara harus di jaga, keamanan dan ketertiban juga harus di jaga jangan karena kepentingan lalu kita sengaja membuat kekacauan di kabupaten yang kita cintai ini dengan menyebarkan isu Hoax dan ujaran kebencian untuk memprovokasi masyarakat..(IM.KR).
